Korea Bersaudara Dekati Perdamaian, Korut Mulai Hapuskan Poster Anti AS

Advertisements

Ironis memang, Korea Utara dan Korea Selatan yang sebenarnya adalah satu negara, terpisah beberapa dekade dikarenakan perang yang dimotori pihak luar. Pada tahun 1950 silam, Uni Soviet dan Amerika Serikat memulai perang namun secara tidak langsung, melainkan berdiri di belakang Korea Utara dan Korea Selatan. Dengan status gencatan senjata salaam 68 tahun lamanya sejak 1953, masyarakat Korea Utara pun didoktrin untuk membenci Amerik Serikat.

Berbagai poster propaganda anti Amerika Serikat pun bisa dengan mudah ditemukan di berbagai tempat di Korea Utara. Namun seiring dengan pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jae In, serta perjumpaan Kim Jong Un dengan Donald Trump, poster propaganda anti Amerika Serikat pun sedikit demi sedikit mulai dimusnahkan. Padahal, anti Amerika Serikat selama ini sudah menjadi semacam ideologi di Korea Utara.

Pemerintah Korea Utara selalu menggambarkan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat sebagai negara yang kejam dan haus darah. Sedangkan Korea Utara adalah pihak protagonist yang berusaha menghancurkan dominasi negara Barat. Itulah mengapa seluruh kalangan di Korea Utara pun menganggap segala sesuatu yang berasal dari Amerika Serikat adalah buruk. Di Zona Larangan Militer Korea Utara yang sering didatangi oleh turis, ada banyak sekali tulisan propaganda anti Amerikat Serikat.

Poster-anti-AS

Advertisements

Tak hanya itu saja, di Korea Utara juga banyak mural yang melukiskan kejahatan dunia Barat dan Amerika Serikat. Namun setelah pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump, diketahui mural dan poster-poster anti Amerika Serikat tersebut sudah jarang sekali ditemukan. Di beberapa tempat, terlihat tembok yang tadinya berisi mural kekejaman Amerika Serikat berganti dengan gambar-gambar mengenai kinerja pemerintah Korea Utara, rencana penyatuan Korea Utara dan Korea Selatan, serta tahapan pembangunan yang akan dilakukan pemerintah Korea Utara selama beberapa tahun mendatang.

Hal tersebut dilaporkan oleh salah seorang pekerja di perusahaan travel bernama Koryo Tours. Sang manajer, Simon Cockerell, menyadari ada banyak perubahan yang terjadi saat ia mengantar para turis menjelajahi museum perdamaian Korea Utara yang terletak di Desa Panmunjom. Menurutnya, poster-poster dan tulisan yang berisi propaganda anti Amerika Serikat sudah tak bisa lagi ditemukan. Cockerell mengungkapkan, hal ini bisa jadi merupakan pertanda Kim Joung Un mulai mau memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat.

Selain itu, media dari Asia juga menyebutkan bahwa benda-benda komersil yang memiliki isi anti Amerika Serikat seperti poster, perangko, dan juga kartu pos, kini sudah tidak lagi dijual secara bebas. Selain itu, poster yang sempat terkenal dengan gambar rudal nuklir Pyongyang juga sudah langka di pasaran. Korea Utara malah membuat poster baru yang menggambarkan pertemuan Kim Jong Un dengan Moon Jae In beberapa waktu lalu.

Korea Utara juga tampaknya akan menghilangkan seremoni propaganda anti Amerika Serikat yang mereka peringati setiap tahun di bulan Juni ini. Sebagai gantinya, pemerintah akan lebih banyak menyoroti masalah kinerja internal dan juga rencana reuni keluarga besar Korea Utara dan Korea Selatan tak lama lagi.

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *