Puasa Arafah Dan Tarwiyah : Pengertian, Perbedaan, Niat, Dan Dalil Hadits

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan dalam kalender Hijriyah yang memilik banyak keberkahan bagi umat Islam, seperti salah satu buktinya adalah adanya puasa Arafah dan Tarwiyah. Dimana umat Muslim akan melaksanakan puasa sunnah di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. 

Meski hukumnya tidak wajib, namun karena keutamaan melakukannya banyak membuat umat Muslim tidak ingin ketinggalan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Untuk informasi selengkapnya mengenai puasa sunah ini, simak ulasan berikut ini !

1. Apa Itu puasa Arafah dan Tarwiyah?

Membahas soal puasa Tarwiyah, masih banyak orang yang kebingungan tentang tanggal pelaksanaan puasa sunnah ini. Puasa Tarwiyah akan dilaksanakan setiap tanggal 8 bulan Dzulhijjah. 

Sementara puasa Arafah sesuai dengan namanya yaitu dilaksanakan saat orang yang sedang berhaji melakukan wukuf di Arafah. Puasa sunnah ini dilaksanakan saat bulan Dzulhijjah sudah memasuki hari ke-9. Jadi bisa disimpulkan bahwa puasa Arafah dan Tarwiyah saling berurutan. 

2. Apa Perbedaan puasa Arafah dan Tarwiyah?

Pada dasarnya, antara puasa Arafah dan Tarwiyah ini sangat berbeda meski memang pelaksanaannya di bulan yang sama yaitu bulan Dzulhijjah. Perbedaan puasa Arafah dan Tarwiyah bisa dilihat dari perihal waktu pelaksanaan dan niatnya. 

Jika puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 bulan Dzulhijjah, sementara puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 di bulan Dzulhijjah. 

Kemudian perbedaan puasa Arafah dan Tarwiyah juga dilihat dari bacaan niatnya. Adapun niat puasa Arafah dan Tarwiyah adalah sebagai berikut :

• Niat Puasa Tarwiyah

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya : “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.” 

• Niat Puasa Arafah

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta’aalaa.

Artinya : “Aku berniat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

3. Dalil Pelaksanaan Puasa Arafah dan Tarwiyah

• Dalil Puasa Tarwiyah

Berikut sebuah hadits yang menjelaskan tentang pelaksanaan puasa Tarwiyah :

“Tidak ada hari – hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir). 

Dalam penjelasan hadits diatas tampak sangat jelas bahwa para sahabat pada saat itu bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang paling disukai. Kemudian Rasulullah SAW segera memberi jawaban atas pertanyaan para sahabat. 

Disebutkan amalan yang paling disukai adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa puasa Tarwiyah masuk kedalam sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. 

• Dalil Puasa Arafah

Berikut sebuah hadits yang menjelaskan tentang pelaksanaan puasa Arafah :

“Tidak ada hari yang didalamnya Allah membebaskan hamba – hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah.” (HR. Muslim).

Berdasarkan penjelasan dalil hadits diatas terlihat bahwa ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan seorang muslim saat melaksanakan puasa Arafah. Dimana dirinya akan dibebaskan dari api neraka oleh Allah pada hari Arafah. 

Selain itu, masih ada dalil lain yang juga menjelaskan tentang pelaksanaan puasa Arafah. Berikut dalil hadits lain tentang pelaksanaan puasa Arafah :

“Sebaik – baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585). 

Sama halnya dengan puasa Tarwiyah yang masuk dalam sembilan hari di bulan Dzulhijjah yang diperbolehkan berpuasa, puasa Arafah juga masuk hari kesembilan yang memiliki keutamaan dimana orang yang melaksanakannya maka doanya tidak akan tertolak.