Inilah 6 Tahap Dalam proses bayi Tabung

Advertisements

Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa bayi tabung saat ini sudah menjadi alternative bagi pasangan suami istri yang kesulitan untuk hamil. Kendati prosedur dalam tahapan bayi tabung ini tergolong mahal, namun metodenya sudah banyak dilakukan pasangan suami istri. Lantas, seperti apakah proses bayi tabung? Nah, biar kalian gak penasaran, mending sama-sama kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.

Proses Bayi Tabung

  1. Pemeriksaan Awal

    Tahapan bayi tabung yang pertama, yakni berupa pemeriksaan yang ditujukkan kepada pasien (calon ibu) dengan memeriksa kadar estorgen di dalam darahnya. Ya, hal tersebut bertujuan untuk memastikan ovarium (indung telur) dalam keadaan tidur. Setelah itu akan dilakukan USG transvaginal, untuk mengetahui ukuran indung telur dan mengantisipasi adanya kista ovarium yang kerap menjadi penyebab masalah kesuburan. Jika terdapat kista, maka dokter akan mengangkat kistanya terlebih dulu sebelum melakukan tahapan bayi tabung dilanjutkan.

  2. Stimulasi Ovarium

    Stimulasi ovarium ini akan dilakukan dengan cara menyuntikkan sebuah obat ke tubuh pasien, kemudian pasien akan diajarkan cara menyuntikkann sendiri obat tersebut ke tubuhnya. Pasalnya, obat ini harus rutin disuntikkan sebanyak 1 – 4 kali sehari, selama 1 minggu atau 10 hari. Dalam hal ini, si suami dapat membantu istrinya untuk menyuntikkan obat kesuburan, dengan tujuan untuk memperbanyak sel telur yang matang di ovarium. Selama proses ini berlangsung, maka dokter akan terus memonitor perkembangan sel telur melalui USG dan memeriksa kadar estradiol melalui tes darah beberapa hari sekali. Proses monitoring ini sangatlah penting, karena untuk memastikan apakah dosis obat kesuburan tersebut perlu ditambah atau dikurangi.

  3. Tahap Pematangan Sel Telur


    Pada dasarnya, telur harus menyelesaikan pertumbuhan serta perkembangannya sebelum telur dapat diambil. Guna memicu pematangan oosit maka harus ada penyutikkan human chorionic gonadotropin (HCG). Umumnya, suntikan HCG tersebut akan diberikan ketika empat atau lebih folikel ukurannya yang mencapai 18 – 20 mm, serta kadar estradiol si pasien sudah lebih dari 2000 pg / ml. Suntikan hormone tersebut akan dilakukan sebanyak 1 kali, serta harus dilakukan pada waktu yang tepat. Mengapa harus demikian? Sebab jika dilakukan teralu dini, maka sel telur tidak akan cukup matang. Sementara jika disuntikkan dengan waktu yang terlalu lama, maka telur akan terlalu tua sehingga tidak dapat berbuah dengan baik. Guna melihat kapan waktu yang tepat dalam melakukan suntikkan, biasanya diperlukan ultrasound lagi.

  4. Tahap Pengambilann Telur

    Proses pengambilan sel telur dalam tahapan bayi tabung itu akan dilakukan dengan menggunakan jarum khusus, yang nantinya akan dimasukkan ke dalam indung telur, sehingga dapat menghisap folikel dalam ovarium. Pada setiap folikel, terdapat satu buah sel telur yang kemudian di bawa ke laboratorium embriologi.

  5. Sel Telur dan Sperma Akan Dipertemukan

    Si suami akan diminta untuk memberikan sel sperma terlebih dulu, sebelum dilakukan proses pengambilan sel telur. Setelah sel spermanya terpilih dengan kualitas yang paling bagus, nantinya akan dipertemukan dengan sel telur di sebuah cawan yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop.

  6. Penanaman Embrio ke Dalam Rahim

    Sebelum dilakukan pemindahan embrio, biasanya pasien akan diberi obat berisi hormone progesterone yang bertujuan untuk membantu dalam menyiapkan dinding rahim, sehingga embrio bisa mudah menempel dan tumbuh dengan baik. Pemindahan embrio akan dilakukan dengan cara memasukkan tabung tipis berisi cairan embiro, ke dalam leher rahim si pasien.

Pengertian Proses Bayi Tabung

Apa sih yang dimaksud dengan bayi tabung? Perlu kalian ketahui, bayi tabung itu merupakan sebuah proses pembuahan sel telur oleh spera diluar tubuh wanita. Ya, lebih tepatnya lagi di dalam sebuah tabung pembuahan. Jika sel telur sudah berhasi dibuahi dan berada dalam fase siap, maka akan dipindahkan ke dalam rahim. Dalam istilah medis, proses bayi tabung itu sendiri bernama in vitro fertilization (IVF). 

Lantas, Kapan Diperlukan Proses Bayi Tabung?

Pada dasarnya, bayi tabung bukanlah satu-satunya alternative bagi para ibu maupun pasangan yang mengalami masalah infertilitas dan kelainan genetic. Dengan kata lain, ada beberapa alternative lainnya yang bisa dipilih, seperti menggunakan obat kesuburan untuk meningkatkan produksi telur. 
Akan tetapi, untuk sebagian wanita yang usianya di atas 40 tahun, maka disarankan memilih proses bayi tabung sebagai metode untuk mengatasi infertilitas atau tidak subur. Tak hanya itu, adapun mengenai beberapa kondisi yang menjadi penyebab masalah ssulit hamil yang disarankan menggunakan prosedur bayi tabung seperti berikut:

  1. Kelainan genetic
  2. Kondisi kesehatan yang tengah menderita penyakit serius seperti kanker
  3. Adanya gangguan pada tuba falopi atau kerusakan pada rahim, hingga penyumbatan di sel telur
  4. Adanya gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur menjadi minimal
  5. Produksi sperma dengan kualitas yang rendah
  6. Masalah system kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur maupun sperma
  7. Sperma yang dapat melewati caiiran leher rahim
  8. Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak disadari
  9. Mmpunyai risiko penyakit keturunan.

Nah, faktor-faktor diatas tadilah yang menjadi penyebab dari masalah kesulitan hamil. Namun melalui metode bayi tabung, maka sel telur yang sudah dibuahi akan diskrining kode genetiknya untuk mencari masalah genetic tertentu. 

Advertisements

Baca Juga : Kejutan Ulang Tahun untuk Ibu dan Ucapan yang Berkesan

 

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *